Total Tayangan Halaman

Selasa, 20 Desember 2011

DAFTAR PUSTAKA2


[1] Dosen STAI Haji Agus Salim Cikarang Bekasi dan Perencana Muda pada Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi
[2]Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Bandung: Pen. Pradnya Paramitha, 1968), h. 54
[3]Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: Pen. Rosdakarya, 1995), h. 21-24
[4] Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Pen. Karya Adhita­ma, 1994), h. 20
[5] Perubahan nama kota Yastrib mejadi Madinah al-Munawarroh sejak hijrah Nabi ke Madinah (dari Mekkah) secara langsung merupakan "proklamasi" Nabi SAW dan para shahabat, bahwa Nabi akan bertekad membangun suatu masyarakat berperadaban yang berbeda dengan masyara­kat sebelumnya. Konsep masyarakat "jahiliyah" yang disebut Nabi terhadap peradaban sebelumnya, menjadi masyarakat berperadaban (madinah) yang disinari cahaya Islam (Munawarroh). Analogi ini mungkin dapat dilihat pula dalam kisah Fatahillah ketika mengganti nama Sunda Kelapa menjadi "Jayakarta". Lihat : Nurcholish Madjid, cita Politik Islam Reformasi, (Jakarta: Paramadina, 1990), h. 164 dan 168
[6] Ahmad Tafsir, Op. Cit, h. 32
[7]Mohammad Hatta, Op. cit, h. 66-69
[8] Mohammad Hatta, Op. Cit, h. 82
[9]Ahmad Tafsir, Op. Cit, h. 32
[10]Louis O. Kattsof, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), Cet. 7, h. h. 123
[11] Harry Hamersma, Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakar­ta: PT. Gramedia, 1990), h. 64
[12] Ahmad Tafsir, Op. Cit, h. 33
[13] Harun Hadiwijoyo, Seri Sejarah Filsafat Barat II, (Yogya­karta: Kanisius, 1991), h. 117
[14] Ahmad Tafsir, Op. Cit, h. 33
[15] Muhammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), Cet. 4, h.
[16] Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: PT Karya Adhitama, 1994), Cet. 1, h. 21
[17] Djaka, Ilmu Mendidik, (Jakarta: Pen. Mutiara, 1969), h.
[18] Muhammad Noor Syam, Op. Cit, h. 42
[19] A. Hanafi, Ikhtisar Filsafat Barat, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1981), h. 65
[20] H. Bustami A. Gani dan Jhohar Bahry, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 15
[21] Jusuf A. Faisal, "Pokok-pokok Pikiran tentang Ilmu Pendid­ikan", Makalah Seminar, h. 9, sebagaimana dikutip dalam Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, (Jakarta: Logos, 1997), h. 5
[22] Lihat dalam Mu'jam Mufradat li Alfadz al-Qur'an, karya Ar-Raghib Al-Asfahany, (Beirut: Dar Al-Fikr, t.th), h. 198 dan 356
[23] Zuharini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Pen. Usaha Nasional, 1983), Cet. 8, h. 30
[24] Musa Asy'ary, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-Qur'an, (Yogyakarta: LSFI, 1992), h. 1-2
[25] Lihat Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Kairo: al-Bab al-Halabi, 1902), jil. 21, h. 45
[26] Osman Bakar, Hirarki Ilmu dalam Rangka Membangun Kerangka Fikir Islamisasi Ilmu, (Bandung: Mizan, 1997), h. 67. Lihat artikel Al-Farabi yang berjudul "Siyasat al-Madaniyah" dan "Tahshil al-Sa'adah", dalam Al-Farabi, Rasa'il al-Farabi, (Kairo: Mathba'ah al-Majlis Dairah al-Ma'arif, 1365 H).
[27] Harun Nasution, Falsafat dan Misticisme, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h. 60
[28] Lihat: T.J. de Boer, Tarikh al-Falsafah fii al-Islam,(Kairo: Lajnah al-Taklif, 1957).
[29] Lihat: Philip K. Hitti, History of The Arabs, (London: Mc Millan Ltd, 1956), h. 583-584
[30] Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: PT. Sinar Harapan, 1998), h. 233-235

Tidak ada komentar:

Posting Komentar