Total Tayangan Halaman

Selasa, 17 Januari 2012

NILAI, ETIKA DAN FILSAFAT


1.      Nilai
Nilai diartikan sebagai suatu keyakinan/kepercayaan yang berkaitan dengan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan akhir yang diinginkan oleh manusia dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnyas. Definisi ktersebut adalah seperti yang disajikan dari pendapat para ahli ilmu pengetahuan yang tertarik dengan tingkah laku manusia dan konsep nilai. Beberapa dioantaranya adalah:

“Value is an enduring belief that a specific mode of condact or end state of existence.” (Rokeach, 1973).
“Value is general beliefs about desirable or undesirable ways of behaving and about desirable goals or end-state”.  (Feather, 1994).
“Value is desirable transtutional goal, varying in importance, that serve as guiding principles in the life of a person or other social entity”. (Schwartz, 1994).

Schwarch menambahkan bahwa bentuk nilai tidak terlepas dari pemahaman tentang bagaimana nilai itu terbentuk. Dalam membentuk tipologi dari nilai-nilai, ia mengemukakan teori bahwa nilai berasal dari tuntunan manusia yang universal sifatnya yang direfleksikan dalam kebutuhan organisme, motif sosial (interaksi) dan tuntunan institusi sosial.








2.      Etika
Dari asal kata bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat/kebiasaan yang baik. Pada perkembangannya etika adalah studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan peringai manusia dalam kehidupan pada umumnya.

Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melaikan bagaimana mereka harus bertindak. Dalam teori nilai, etika dijadikan sebagai salh satu unsure penting dalam kajian filsafat. Ini berarti bahwa tingkah laku sosial manusia mampu bertumpu pada system nilai yang berlakudimanapun posisinya ia berada. Karena etika adalah menilai perbuatan manusia maka lebih tepat kalu dikatakan bahwa objek formalnya adalah norma-norma kesusilaan manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik dalam suatu kondisi yang normative yakni adanya pelibatan norma.

Ketiak bersinggungan dengan norma maka timbullah pemikiran tentang etika itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Frans Magnis Suselo: Bahwa etika tidak dapat menggantikan agama tetapi dilain pihak tidak bertentangan dengan agama. Manusia akan menjadi baik meskipun tidak memiliki tuntunan sebagiamana disebut dalam ajaran agama yaitu dengan mengandalkan akal budi dan daya pikirnya untuk memecahkan suatu masalah dengan kebijaksanaan. Sehingga kita dapat memilih mana yang baik dan mana pula yang buruk bagi kita.
3.      Filsafat
Dari segi semantic filsafat dalam bahasa Yunani adalah “Philosophia” yang diartikan sebagai cinta/suka kepada pengetahuan, hikmah/kebijaksanaan atau kebenaran.
Filsafat mencoba menjawab masalah=masalh yang tidak dapt dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa. Karena ia merupakan hasil daya upaya manusia dengan akal budinya dalam memahami dan mendalami hakikat yang ada, maka ranah Tuhan, alam semesta dan manusia itu sendiri menjadi sasaran dalam pengkajiannya.
Dikaitkan dengan etika maka filsafat merupakan induk pengayomnya. Ilmu-ilmu lain seperti: Logika, Metafisika, Estetika, Epistimologi, Filsafat Sejarah, Sosiologi dan Antropologi dan lain-lain juga berada dalam naungannya. Dengan kata lain cabang-cabang ilmu yang dalam kajiannya memerlukan pola berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh dalam menemukan hakikat kebenaran segala sesuatu merupakan kajian filsafat. Apapun ynag dipelajari dalam etika adalah nilai-nilai kebenaran dan hikmah. Karena ia adalah bagian dari filsafat, maka sehala yang dipelajari dalam teori nilai (axilogy) haruslah dilakukan secara mendalam dan sungguh-sungguh.


SISTEM FILSAFAT MORAL
Secara garis besar system filsafatmoral dibedakan menjadi dua macam etika, yaitu: Etika Bertujuan (teologis) dan Etika Berkewajiban (dentiologis). Dalam hal ini filsafat dipusatkan pada pemberdayaan nilai-nilai moralitas ilmu. Etika dipandang sebagi ruh dalam member batasan penggalian pengetahuan yang mendalam. Sehingga suatu hasil yang didapat baik secara empirik maupun rasional menjadi bermakna karena adanya pengevaluasian terhadap nilai manfaatnya.

1.      Etika Bertujuan
Dalam etika ini system filsafat moral terbagi dalam beberapa aliran (isme). Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ini karena tokoh pencetusnya menggunakan paradigma tujuan yang berbeda.
a.       Hedonisme
Aliran ini berasumsi bahwa hal yang terbaik bagi manusia adalah kesenangan (hedone), yaitu segala apa yang dapat memuaaskan keinginan kita. Aristippos (433-355 SM) berpendapat bahwa yang baik adalah kesenangan karena fakta menunjukan bahwa sejak kecil manusia tertarik akan kesenangan. Sedangkan kesenangan itu bersifat badani yang hakikatnya adalah gerak. Ia juga bersufat actual, bukan masa lalu (ingata) dan lbukan pula masa yang akan datang (harapan) tetapi sekarang dan disini.. Termasuk bersifat individual karena dialami setiap individu. Meskipun di\lakukukan sevar sosial, namun tetap saja kesenangan dirasakn oleh orang perorangan. Hal senada dikemukakan oleh Epikuros (341-270 SM), ia menyebutkan bahwa kesenangan adalah tujuan kehidupan manusia. Namun demikina, katanya: yang tebaik dan yang tepenting adalah yang tebebas dari kesenangan itu, tapi justru mencapai ketenangan jiwa (ataraxia).

b.      Eudemonisme
Dikatakan bahwa setiap aktivitas, manusia mengejar tujuan dan akhir tujuan yang ingin dicapai adalah kebahagiaan (eudomonia). Agar ini dapat dicapai maka diperlukan car-cara untuk menjalankan funsi rasional akalnya. Sebagaimana digagas oleh Aristoteles (384-322). Disini kekuatan rasio manusia harus dibarengi dengan kekuatan moralnya. Sedemikian hingga Eudemonia betul-betul terasa mendalam.

c.       Utilitarisme
Prinsip aliran ini adalah kegunaan (Utility). Jeremy Bentham (1748-1832) mengemukakan sebuah teori yaitu kebahagian terbesar adalah berasal dari jumlah yang terbesar (The Greatest Hapiness of The Greatest Number) yakni penentuan jumlah terbesar : artinya suatu perbuatan dinilai baik menurut paham ini jika dapat meningkatkan kebahagiaan orang sebanyak mungkin.

Namun John Stuart Mill (1806-1873) tokoh lain aliran ini menambahkan bahwa kebahagiaan dan kesenangan tidak hanya diukur dengan kuantitasnya saja, namun juga perlu mempertimbangkan sisi kualitasnya. Dikatakan bahwa kesenangan dan kebahagiaan itu ada yang bermutu tinggi dan ada pula yang rendah. Jadi penilain suatu perbuatan itu baik atau tidak dipengaruhi oleh penentuan kulaitas dan kuatitas terhadap kesenangan dan ketidak senangan.

A.       Teori etika normatif
Pertanyaan dasar : menrut norma manakah kita seharusnya bertindak ? atau : manakah tolak ukur objektif pertanggung jawaban moral kita ?

B.       Teori Teleologis

Ajarannya : betul salahnya suatu tindakan tergantung dari akibat-akibatnya
Kelemahannya :
·          Menghilangkan dasar kepastian
·          Kurang tegas dalam memberi jawaban
·          Kadang menghalalkan segala cara

Jenisnya
1. Hedonisme (hedone = kenikmatan)
Ajarannya : yang baik bagi dirinya sendiri adalah yang membawa kenikmatan / kesenangan
Kritik : bersifat egois dan tidak mencukupi sebagai pertanggung jawaban moral suatu tindakan

2. Eudemonisme (eudaimonia = kebahagiaan)
Ajarannya : yang baik bagi manusia adalah yang mmebuat dia bahagia
Jalan pikirannya : manusia dalam bertindak ada dua tujuan :
·          tujuan demi tujuan selanjutnya
·          tujuan demi dirinya sendiri (kebahagian)

Menurut Aristoteles :
Kebahagiaan dicapai dalam melakukan sesuatu , yakni dengan mengembangkan secara optimal segala potensi yang ada pada kita
Tindakan itu (tiga bentuk hidup) ialah :
·                      Hidup mencari nikmat
·                      Hidup berpolitik
·                      Hidup berfilsafat
Kritik : selai egois juga tidak mencukupi sebagai pertanggung jawaban moral suatu tindakan

3. Utilitarisme ( Utilitas = berguna)
Ajarannya : yang baik adalah yang membawa manfaat bagi orang banyak
Keunggulannya : tidak bersifat egois, melainkan universal
Kelemahannya : tidak menjamin keadilan dan hak-hak manusia

C.       Teori Deontologis (deon = wajib)
Ajarannya : baik buruknya suatu tindakan tidak tergantung akibatnya, melainkan ada cara bertindak yang begitu saja wajib atau dilarang.
Kelemahannya :
·       Sifat mengharuskannya
·       Bisa fanatisme buta
Deontologis peraturan
Ajarannya : norma moral berlaku begitu saja (menurut Immanuel kant, berlaku imperatif katagoris)
Kesulitan :
·       Tentang nilai suatu tindakan yang berasal dari suatu kecenderungan spontan dan motif berbuat baik
·       Tentang tanggung jawab manusia terhadap akibat dari suatu tindakan
Jalan keluar :
Immanul Kant : bertindaklah sedemikian rupa sehingga orang lainpun dapat bertindak demikian
Willian D Ross :  harus dibedakan kewajiban yang berlaku prima facie dan kewajiban yang sebenarnya
Deontologis tindakan (disebut juga etika situasi)
Ajarannya : setiap situasi adalah unik
·       Yang baik adalah yang baik dalm situasi tertentu
·       Membedakan norma moral umum dan norma moral konkret
Kritik : tindakan sesuai dengan rasionalitas kesadaran moral
Kesimpulan : dari semua teori penting yang dibahas tidak terdapat satu sistem pun sama sekali memuaskan, yang bisa menjadi jawaban satu-satunya atas pertanyaan dasar kita.

2.      Etika Berkewajiban
Salah seorang pakar etika Deontologis, Immanuel Kant (1724-1804) berpendapat bahwa yang baik itu adalah kehendak baik itu sendiri. Suatu kehendak menjadi baik karena bertindak menurut kewajiban. Kewajiban yang dimaksud adalah imperative category (perintah yang mewajikan begitu saja, dan tanpa syarat). Ini nantinya menjadi hukum moral. Dikatakannya bahwa kebebasan bukan berarti bebas dari segala ikatan tetapi tetap dengan taat pada hukum (moral).


MANFAAT MENPELAJARI ETIKA
 Seperti di ibaratkan nasihat dokter pada pasien dengan memberikan petunjuk/nasihat tentang apa ynag boleh dan tidak berkenan dengan penyakitnya, maka etika dapat membuat kita menjadi baik ataupun tidak bergantung pada keamuan kita mau mengikutinya atau tidak. Jika kita mau menaati etika maka kita bisa menjadi manusia yang baik , jika tidak is tidak berguna bagi kita..yang jelas, manfaat yang diberikan begitu besar kepada siapapun yang mengikutinya. Ia dapat membuka mata manusia untuk melihat baik dan buruk. Sebenarnya tujuan etika bukan hanya untuk mengetahui pandangan (teori) di dalamnya semata. Akan tetapi yang paling penting adalah agar mendorong kita supaya membentuk hidup yang bahagia, menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan serta memberikan manfaat kepada sesame manusia.

KESIMPULAN

Secar Ontologi, Etika dalam filsafat Ilmu yang merupakan salah satu cabang dari Ilmu Filsafat adalah bagian yang tak terpisahkan dalam peradaban manusia. Sifat dasarnya sangat kritis karena selalu mempersoalkan norma-norma yang berlaku, menyelidiki dasar-dasar dari norma-norma tersebut, begitu juga dari siapapun ynag menerapkan norma itu,

Dari segi Epitimologi bahwa etika ada dari sumber-sumber norma.
Dari segi kegunaan (Axiology) bahwa kehidupan manusia perlu ditopang dengan nilai-nilai etika agar keberadaannya betul-betul dapat dinikamti dengan penuh arti. Dehumanisai tidak perlu  terjadi bilamana human (manusia) bersifat legowo menetapkan etika kerja dan etika pengkajian ilmu. Itulah sebabnya mengapa kajian yang mendalam dan sungguh-sungguh ini dikemas ddalam wadah filsafat. Kita bersyukur pada ilmuan yang telah berani menfatwakan perlunya nilsi etika dalam semua bidang dan sendi-sebdi kehidupan. Meski ada yang sebagian lain ynag menafikannya. Sebab yang tepenting adalah perpulang pada individu tersebut, mau mengikuti etika atau tidak.

ETIKA
Sifat dasar etika adalah sifat kritis, etika bertugas :
·         Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap norma yang dapat berlaku
·         Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya
·         Etika mempersolakan pula hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah, negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati
·         Etika dapat mengantarkan manusia, pada sifat kritis dan rasional
·         Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma
·         Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada.
Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethos" yang berarti wtak kesusilaan atau adat. Kata ini identik dengan perkataan moral yang berasal dari kata latin "mos" yang dalam bentuk jamahnya Mores yang berarti juga Adat atau cara hidup.
Etika dan Moral memiliki arti yang sama, namun dalam pemakaian sehari-harinya ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas biasanya dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai-nilai yang ada.
Menurut Ir Poedjawiyatna, etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia. Etika hendak mencari, tindakan manuisia yang manakah yang baik.
Sedangkan memurut Austin Fogothetu etikika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan masyarakat sebagai : antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik dan ilmu hukum. Perbedaanya terletak pada aspek keharusan (ought). Pebedaan dengan teologi moral, karena tidak bersandarkan padakaidah-kaidah keagamaan, tetapi terbatas pada pengetahuan yang dilahirkan tenaga manusia sendiri.

Perbedaan Etika dan Etiket :
Seringkali dua istilah tersebut disamakan artinya, padahal perbedaan antara keduanya sangat mendasar. Dari asal katanya saja berbeda, yakni Ethics dan Ethiquetle. Etika berarti moral sedangkan Eiket berarti sopan santun.
Namun meskipun berbeda, ada persamaan antara keduanya, yaitu :
·         Keduanya menyangkut perilaku manusia
·         Etika dan eiket mengatur perilkau manusia secara normative, artinya memberi norma bagi perilku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Perbedaannya yang penting antara lain yaitu :
·         Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
·         Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan. Etika menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
·         Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku.
·         Etika selalu berlaku meskipun tidak ada saksi mata, tidak tergantung pada ada dan tidaknya seseorang.
·         Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dala suatu kebudayaan, isa saja diangap sopan dalam kebudayaan lain.
·         Etika jauh lebih bersifat absolut. Prinsip-prinsipnya tidak dapat ditawar lagi.
·         Etiket hanya memadang mausiadari segi lahiriah saja.
Etika menyangkutmanusia dari segi dalam. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
Perbedaan Moral dan Hukum :
Sebenarnya ataa keduanya terdapat hubungan yang cukup erat. Karena anatara satu dengan yang lain saling mempegaruhi dan saling membutuhkan. Kualitas hukum ditentukan oleh moralnya. Karena itu hukum harus dinilai/diukur dengan norma moral. Undang-undang moral tidak dapat diganti apabila dalam suatu masyarakat kesadaran moralnya mencapai tahap cukup matang. Secaliknya moral pun membutuhkan hukum, moral akan mengambang saja apabil atidak dikukuhkan, diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian hukum dapat meningkatkan dampak social moralitas.
Walaupun begitu tetap saja antara Moral dan Hukum harus dibedakan. Perbedaan tersebut antara lain :
·         Hukum bersifat obyektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. Maka hkum lebih memiliki kepastian yang lebih besar.
·         Norma bersifat subyektif dan akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang menginginkan kejelasan tentang etis dan tidaknya.
·         Hukum hanya membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia saja.
·         Sedangkan moralitas menyangkut perilaku batin seseorang.
·         Sanksi hukum bisanya dapat dipakasakan.
·         Sedangkan sanksi moral satu-satunya adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
·         Sanksi hukum pada dasarnya didasarkan pada kehendak masyarakat.
·         Sedangkan moralitas tidak akan dapat diubah oleh masyarakat
Perbedaan Etika dan Agama :
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah.
Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahtu Tuhan dan ajaran agama.
Etika dan Moral
Etika lebih condong kearah ilmu tentang baik atau buruk. Selain itu etika lebih sering dikenal sebagai kode etik.
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan atau nilai yang berkenaan dengan baik buruk.
Dua kaidah dasar moral adalah :
·         Kaidah Sikap Baik. Pada dasarnya kita mesti bersikap baik terhadap apa saja. Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakann dalam bentuk yang kongkret, tergantung dari apa yang baik dalam situasi kongkret itu.
·         Kaidah Keadilan. Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Kesamaan beban yang terpakai harus dipikulkan harus sama, yang tentu saja disesuaikan dengan kadar angoota masing-masing.




Etika (FILSAFAT BIDANG MORAL)

SEBAGAI CABANG FILSAFAT
Berawal dari filsafat yunani, yang dimulai dengan filsafat alam.
Dilanjutkan dengan filsafat manusia.
Pembahasan tentang manusia berkembang dari konteks keberadaannya, dan mulai mempertanyakan bagaimana manusia harus hdup agar hidupnya baik (Filsafat Moral).
Sebagai filsafat, etika bertanya tentang yang harus atau tidak boleh dilakukan, tentang yang baik dan yang buruk untuk dilakukan.

Pengertian etika
Secara etimologis ‘ethos’(yunani) = adapt kebiasaan; cara bertindak.
Sebagai ilmu : refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia.
Sifat fisiologisnya : melampaui data daktual. Bertanya tentang yang harus dan tidak boleh, yang baik dan yang buruk.

Pembagian etika
Etika deskriptif.
Etika normative.
·          Etika umum : prinsip mral dasar.
·          Etika khusus : etika terapan.

Fungsi Etika
Memberi orientasi kritis dan rasional dalammenghadapi pluralisme moral, yang diakibatkan oleh :
·          Adanya aneka pandangan moral.
·          Adanya gelombang modernisasi.
·          Munculnya bebagai ideologi.

Tugas pokok etika mmepelajari norma-norma yang dianggap berlaku.
Mempersoalkan hak dari setiap lembaga normatif.
Mengarahkan orang untuk :
·          Kritis dan rasional.
·          Percaya pada diri sendiri.
·          Bertindak sesuai yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.

Etika dan etiket
Persamaan
Keduanya menyangkut perilaku manusia.
Keduanya mengatur perilaku manusaia secara normatif

Perbedaan
Etiket menyangkut cara, etika menyangkut boleh atau tidak boleh suatu tindakan dilakukan.
Etiket berlaku dalam pergaulan. Etika tetap berlaku, dengan atau tanpa kehadiran orang lain.
Etiket lebih bersifat relatif, etika lebih bersifat absolut
Etiket : penampilan lahiriah, etika penampilan batiniah

Etika dan Moralitas
Moralitas
Sistem nilai (tradisi kepercayaan dalam agama dan kepercayaan)
Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran, diwariskan turun temurun
Sebagai petunjuk konkret mausia dalam menjalankan hidupnya

Etika
Sebuah refleksi kritis dan rasional tentang nilai, ajaran dan pandangan-pandangan moral
Moralitas adalah seuah ajaran, sedangkan etika adalah sebuah ilmu (ilmu tentang moralitas)

Etika dan Agama
Agama mendasarkan diri pada wahtu, sedangkan etika pada rasio
Orang beriman menemukan orientasi dasar kehidupannya dalam agamanya. Etika membantu memberi orientasi rasional terhadap iman
Secara khusus etika diperlukan untuk dua hal berikut:
·          Mengatasi interpretasi yang berbeda-beda atas ajaran-ajaran moral yang termuat dalam wahyu
·          Membantu pemecahan masalah-masalah moral yang baru muncul kemudian yang tidak secara langsung disinggung dalam wahyu

Nilai pada umumnya
Nilai : sesuatu yang baik, yang dianggap berharga, yang memiliki suatu arti
Nilai didahului oleh fakta
Nilai berkaitan dengan subyek
Nilai bersifat prktis-pragmatis
Nilai hanya secara potensial ada dalam diri obyek

Nilai moral
Ada bermacam-macam nilai
Nilai moral sebagai nilai paling tinggi
·          Berkaitan dengan tanggung jawab
·          Berkaitan tuntutan hati nurani
·          Mewajibkan secara mutlak
·          Perlu diterapkan pada nilai-nilai (umum)

Norma pada umumnya
Kaidah pertimbangan penilaian.
Mengandung saksi dan pahala.

Jenis-jens norma perilaku
Norma khusus : norma teksnis dan permainan, bersifat sementara untuk mencapai tujuan tertentu .
Norma umum : norma sopan santun, norma hukum dan norma moral.

Kekhususan norma moral
Mulai berlakunya tidak dapt dipastikan.
Belum tentu dapat dipaksakan dan dituntut pelanggarnya.
Menentukan baik-buruknya perilaku dai sudut etis.
Sebagai norma tertinggi.
Tidak dapt dicabut walau semakin sedikit orang yang menghayatinya.
Bisa bentuk positif atau negatif.

Sifat-sifat khas norma moral
Kemutlakan norma moral .
Pandangan dan praktek etis yang berbeda-beda dalam pelbagai kebudayaan dapat menimbulkan relativisme moral. Akan tetapi relativisme ini tidak taham uji karena beberapa konsekuensi berikut:
·          Tidak mengakui perbedaan mutu etis antara berbagai kebudayaan
·          Tolak ukur penilaian etis bagi perilaku siatu masyarakat hanya berdasarkan kaidah-kaidah moral (budaya, kebiasaan) masyarakat itu.
·          Tidak mungkin terjadi kemajuan dalam bidang moral

Objektivitas norma moral
·          Ada sifat subjektivitas norma moral
·          Nilai dan norma moral tidak ditentukan oelh selera pribadi
·          Dapat dilakukan diskusi / dialog mengenai norma-norma moral
·          Objektivitas norma moral tidak menghapus kebebasan

Universalitas norma moral
·          kalu absolut maka harus universal, berlakuu selalu dan dimana-mana
·          mendapat tantangan dari etika situasi
·          etika situasi dalam bentuk ekstrim tidak tahan uji

Kaitan norma dan nilai
Norma sebagai ekspresi nilai.
Norma sebagai pelindung nilai.
Noram hanya pula arti karena ada nilai dibelakangnya.
Norma dapat juga menyembunyikan atau mengaburkan nilai.

Pola pelaksanaan norma
Imperatif hipotesis
·          Bersyarat, untuk mencapai tujuan tertentu
·          Berdasarkan pengalaman
Imperatif kategoris
·          Tidak bersyarat
·          Berlaku utuk segala keadaan
·          Tidak berdasarkan pengalaman


Hati nurani

Pengertiannya
Kesadaran akan kewajiban berhadapan dengan sistuasi konkret yang saya hadapi kini dan disini.
Berkaitan dengan adanya kesadaran (conscientia = bersama dengan, turut mengetahui) tentang perbuatan dan tentang pelaku (diri sendiri).
Semacam instansi dalam bati kita, yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan yang kita lakukan

Cara berfungsinya
Sebagai vindex : menilai perbuatan yang telah berlangsung
Sebagai index : menilai perbuatan yang akan datang
Sebagai ludex : menilai perbuatan yang sedang dilakukan


Kemutlakan hati nurani
Tuntutannya mutlak, tidak dapat di tawar-tawar.
Memerintahkan tanpa syarat (imperatif kateoris).
Mengikuti hati nurani merupakan hak dasar bagi setiap orang.
Hati nurani adalah norma terakhir bagi perbuatan-perbuatan kita.

Hati nurani bisa keliru
Tuntutannya mutlak tapi belum tentu benar (bisa benar bisa salah).
Perlu dibedakan :
·          Saat sebelum keputusan diambil
·          Saat keputusan diambil

Rasionalitas kesadaran moral
Adanya perbedaan pandangan dalam masalah-masalah moral.
Tidak berarti kesadarna moral itu irrasional. Penyebab di perbedaan pandangan itu bisa diterangkan.
Terbuka untuk perdebatan, pembenaran dan penyangkalan.
Kurt baier “ The moral point of view”. Suatu jalan untuk mengatasi perdebatan permasalahan moral, dengan mengikutsertakan beberapa syarat.

Sifat personal dan Adipersonal hati nurani
Bersifat personal
·          Selalu berkaitan erat dengan pribadi yang bersangkutan
·          Hanya memberi penilaiannya tentang perbuatan saya sendiri

Bersifat Adipersonal
·          Hati nurani (Nur = cahaya) berarti hati yang diterangi
·          Terhadap hati nurani seakan kita menjadi “pendengar”
·          Mempunyai  aspek transenden, yang melebihi pribadi kita
·          Karena aspek adipersonal ini, hati nurani memiliki dimensi religius

Penentuan baik buruk , benar salah
Perbuatan yang dilakukan atas desakan hati nurani belum tentu secara objektif juga baik.
Yang sebenarnya mau diungkapkan bukanlah baik buruknya perbuatan itu sendiri, melainkan bersalah tidaknya si pelaku.
Maka kita tidak pernah boleh bertindak bertentangan dengan hati nurani kita.
Akan tetapi manusia wajib juga mengembangkan hati nuraninya dan seluruh kepribadian etisnya samapi menjadi matang dan seimbang (yang subjektif dan objektif menjadi sama).

Hati nurani dan super ego
Struktur kepribadian manusia menurut sigmund freud
·          Id(Es) : ang bawah sadar
·          Super ego / ideal ego (Uberic/Idealich) : ambang kesadaran
·          Ego (Ich) : ruang dan puncak kesadaran (unsur rasionalitas / menegerti ada pada lapisan ego)
Kesadaran moral : untutan super ego dan terutama keterbuakaan ego terhadap seluruh realitas dengan segala nilai-nilainya.

Kebebasan dan tanggung jawab

Pengertian kebebasasan
Kemampuan menentuan diri sendiri tanpa dihalangi oleh pihak lain

Dua bentuk kebebasan
1.Kebebasan eksistensial : bebas untuk menentukan diri snediri ( sifatnya positif = bebas untuk ...) jenis:
kebebasan jasmani : bebas bergerak secara fisik.
kebebasan rohano : Bebas berfikir dan menghendaki sesuatu.
keduanya saling berhubungan.

Makna kebebasan eksistensial
Mampu mewujudkan apa yang dikehendakinya.
Dapat menentukan tindakannya sendiri dan apa yang mau diperbuatnya.
Dapat memilih antara berbagai kemungkinan yang terbuka baginya.
Mampu menentukan dirinya sendiri (otonom).
Sebagai ungkapan martabat manusia.

2. Kebebasan sosial :Bebas dari hambatan dri pihak lain ( sifatnya negatif = bebas dari ...) Jenisnya :
Kebebasan jasmani : kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh paksaan fisik.
Kebebasan rohani : tidak mengalami tekanan atu ancaman.
Kebebasan normatif : tidak berada dibawah suatu aturan (norma).


Pembatasan kebebasan
Secara jasmani : dengan paksaan fisik, secara rohani : dengan tekanan, secara normatif : dengan aturan.
Pembatasan secara fisik dan psikis : meniadakan kebebasan ekstensial.
Pembatasan secara normatif: tetap menghargai kebebbasan ekstensial manusia (pembatasan wajar).
Alasan pembatasan normatif ini :
·          Hak atas kebebasan yang sama
·          Kepentingan bersama
Untuk menguatkan norma : perlu ada sanksi (hukum).
Sanksi yang dapat diambil : tindakan fisik (atau materi).
Manipulasi psikis (tekanan, ancaman, hasutan) tidak dibenarkan, karena merusak manusia dari dalam.

Kebebasan eksensial dan tanggung jawab
Kebebasan sosial berarti bahwa masyarakat meyediakan ruang gerak bagi kebebasan ekstensial kita.
Kebebasan ekstensial berarti bahwa kita mengisi ruang itu ( dengan sikap dan tindakan) yang bertanggung jawab.
Kita perlu terutama : tidak merusak hak da kebahagiaan orang lain(negatif) melaksanakan kewajiban serta apa yang diharapkan dari kita (positif).

Makin bertanggung jawab makin bebas
Melaksanakan tanggung jawab atau kewajiban objektif = mmebuat tidak bebas ?
Menolak bertanggung jawab berarti menolak melakukan apa yang sudah dia sadari sebagai yang baik, yang bernilai dan sekaligus yang harus dia lakukan
Mengapa orang menolak tanggung jawab ? karena dia tidak mampu melepaskan diri dari segala hambatan yang membelengunya.
Menolak bertangung jawab tidaklah mmebuat orang lebih bebas. Kebebasan justru semakin menemukan dirinya dalam bertanggung jawab.

Hak dan kewajiban

Pengertian hak
Suatu klaim yang sah dan benar.
Wewenang secara etis.
Suatu panggilan kepada kehendak orang lain.


Hak legal dan hak moral
Hak legal : didasarkan atas hukum.
Hak moral : didasarkan atas prinsip etis.
Keduanya saling berkaitan.

Hak khusus dan hak umum
Hak khusus : timbul dalam suatu relasi atau fungsi khusus
Hak umum : dimiliki manusia tanpa kecuali (hak aqzasi)

Hak negatif dan hak positif
Hak negatif : hak melakukan atau memiliki sesuatu tanpa boleh dihalangi
Contoh : hak atas kehidupan, kesehatan, milik, keamanan , dsb.
Dibedakan hak negatif aktif dan hak negatif pasif.
Hak positif : berhak bahwa orang lain berbuat sesuatu untuk saya.
Contoh : hak atas pendidikan, makanan, pekerjaan yang layak, pelayanan kesehatan, dsb.

Hak individual dan hak sosial
Hak individual : dimiliki oleh individu (terhadap negara). Dan harus dihargai oleh negara.
Hak sosial : dimiliki sebagai anggota masyarakat bersama anggota masyarakat yang lain.

Adakah hak bersifat absolut?
Disebut absolut : berlaku mutlak, tanpa pengecualian, serta tidak mungkin mengalami konflik dengan hak-hak lain.
Beberapa pendapat :
Tidak absolut,karena terjadinya konflik antara hak-hak
Hanya berlaku prime facie saja.
Contoh hak atas kehidupan dan kebebasan. Penting tapi tidak absolut
Mendekati absolut adalah hak-hak negatif pasif, karena tidak perlu konflik dengan hak-hak yang lain.
Contoh : tidak dikenakan siksaan kejam ( namun ini bukan tanpa kesulitan juga).
Hak-hak positif pasti tidak absolut

Hubungan antara hak dan kewajiban
Dipandang dari segi  kewajiban.
Ada korelasi, tetapi tidak selalu ( kewajiban tidak selalu sepadan dengan hak orang lain).
John Stuart Mill membedakan anatara kewajiban sempuna dan kewajiban tidak sempurna.

Dipandang dari segi hal
Ada korelasi, tetapi tidak selalu.
Hak negatif hampi sesalu sesuai dengan kewajiban orang lain.
Hak positif tidak selalu demikian (terutama hak-hak sosial).

Kewajiban terhadap diri sendiri
Hak selalu dalam kaitan dngan orang lain ( tidak ada hak  terhadap diri sendiri).
Ada kewajiban terhadap diri sendiri.
·          Selalu dalam hubungan dengan oranglain
·          Sebagai suatu kemungkinan ( dimensi religius)

Menjadi manusia yang baik
Kebaikan pada umumnya : netral .
Kebaikan moral : mmebuat manusia lebih baik sebagai manusia.

Kebaikan moral manusia
Melaksanakan kewajiban (etika kewajiban).
Perbuatan dinilai berdasarkan norma/prinsip moral.
Yang dinilai adalah perbuatan satu demi satu .
Kebaikan dilihat sebagai ketaatanpada norma (melaksanakan kewajiban)

Berbuat sebagai keutamaan (Etika keutamaan)
Tidak menyoroti perilaku satu demi Satu.
Yang dinilai baik atau buruk adalah orangnya ( dengan menyoroti sifat wataknya), bukan perbuatannya.
Dalam kewajiban ditanya : what should i do ? (saya harus berbuat apa).
Dalam keutamaan ditanya : what kind of person should I be ? (saya harus menjadi orang yang bagaimana).
Keutamaan (virtus, latin) suatu kualitas jiwa yang selalu kecendurang kea rah yang baik.

Kaitan kewajiban dengan keutamaan
Saling membutuhkan dan melengkapi (prioritas keutamaan).
·          Usaha mengikuti prinsip/aturan moral perlu disertai sikap tetap manusia untuk hidup sesuai prinsip/moral itu.
·          Tingkah laku lahiriah diarahkan oelh keutamaan yang melekat pada batinnya.
Pentingnya kewajiban (norma moral) .
Terutama dalam dilema moral perlu mendasarkan diri pada prinsip moral.

Syarat yang harus dipenuhi untuk suatu perbuatan baik
Tujuan : harus baik
Cara yang ditempuh (perbuatan) : harus baik
Keadaan sekitar (circumstances) : harus baik

Keutamaan dan watak moral
Keutamaan : disposisi watak yang memungkinkan seseorang bisa bertingkah laku secara moral
Keutamaan berkaitan dengan kehendak : membuat kehendal cenderung ke arah tertentu
Keutamaan diperoleh dari hasil pembiasaan (= hasil latihan)
·          Tidak dimiliki sejak lahir
·          Terutama melalui pendidikan dan tindakan korektif
·          Berlangsung “ melawan arus”
·          Dibedakan dengan sifat watak non-moral yang dimiliki secara “alamiah”

Keutamaan dan ketrampilan
Persamaan :
·          Sama sama diperolehh melalui latihan, juga berciri korektif
·          Sifat watak non-moral (alamiah) sama-sama dapat membantu, ketrampilan dan keutamaan

Perbedaan :
·          Dalam hal kemampuan melakukan perbuatan
·          Perihal tindakan korektif dalam mengatasi kesulitan didalamnya
·          Dalam hal cara memperolehnya
·          Berkaitan dengan hal mmebuat kesalahan

Keutamaan / kebajikan pokok
·          Kebijaksanaan
·          Keberanian
·          Pengendalian diri
·          keadilan

Kaidah dasar moral
Kaidah sikap baik
Sebagai landasan dari semua norma moral
·          Harus membuat yang baik dan mencegah yang buruk
·          Selalu bersikap baik terhadap siapa dan apa saja
·          Berbuat baik = memandang seseorang / sesuatu tidak hanya sejauh berguna bagi saya
·          Pelaksanaannya tergantung apa yang baik dalam situasi konkret
Menghadapi dilema : Harus memilih yang ada kelebihan maksimal dari akibat baik dibanding akibat-akibat buruk (meminimalkan akibat-akibat buruk)

Kaidah keadilan
Kaitan dengan sikap baik
·          Mengandaikan kaidah sikap baik
·          Perlu berbuat baik secara adil
·          Keadilan menjamin pelkasanaan kebaikan dengan benar
Pengertian keadilan
Sederhana : Memberi kepada siapa saja apa yang menjadi haknya
Lebih dasar : Memberi perlakuan yang sama terhadap orang lain
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Keadilan (seperti halnya sikap baik) bermaksud membahagiakan orang lain.
Perbedaan dalam kemampuan dan kebutuhan orang membenarkan perlakuan yang berbeda.
Perumusan lebih rinci :
Mmeberi perlakuan yangsama terhadap orang lain berarti :
Memberi sumbangan yang relatif sama terhadap kebahagiaan mereka, diukur pada kebutuhan mereka
Menuntut dari mereka pengorbanan yang relatif sama, diukur pada kemampuan mereka

Kesimpulan :
·          Kesamaan sumbangan kearah kebahagiaan orang lain dan kesamaan beban yang harus dipikul kepada mereka tidak dimaksudkan dalam arti sama rata.
·          Kaidah  keadilan mengandung arti : Memberi perlakuan yang sama kepada semua orang dalam pembahagiaan dari pada yang baik dan yang buruk, dalam pemberian bantuan, tugas-tugas dan fungsi sosial, dengan mmeperhatikan kebutuhan dan kemampuan mereka.
·          Perbandingan antara kedua kaidah dasar
kaidah sikap baik berlaku untk apasaja yang ada : kaidah keadilan hanya berlaku untuk manusia (makhluk berakal budi).
menerapkan yang satu tidak boleh melanggar yang lain.
Keduanya hanya berlaku prima facie.
Kedua-duanya berdiri sendiri.

Kaidah hormat terhadap diri sendiri
Maksudnya atau pengertiannya
        Berdasarkan pada faham bahwa manusia adalah “ pesona”
Wajib untuk mmeperlakukan diri sendiri sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri.
Dua arah :
        Tidak membiarkan diri diperlakukan tidak baik.
        Tidak membiarkan diri terlantar.
Kesimpulan :
Kewajiban terhadap orang lain (kaidah sikap baik dan keadilan) mesti dibarengi oleh perhatian yang wajar terhadap diri sendiri. Dalam berbuat baik dan adil kepada orang lain, kita tidak membuang diri kita sendiri.

Dasar dari kaidah dasar
·          Ketiga kewajiban dasar terdahulu adalah sebagai jaminan pelaksanaan dari dua nilai paling tinggi dan fundamental, yaitu nilai dari apa saja yang ada dan nilai tak terhingga dari setiap  makhluk berakal budi.
·          Oleh karena itu :
Melaksanakan kewajiban itu merupakan tuntutan kodrat.
Tidak melaksanakan kewajiban = ingkar terhadap kodratnya.
·          Kedua nilai tadi berasal dari sumbernya yang paling dasar. Maka kaidah ketuhanan adalah dasar dari kaidah dasar yang sebenarnya.

Pengatar etika terapan (Peluang dan tantangannya)
Perhatian yang semakin besar terhadap etika
Awal kebangkitan.
Mulai sekitar dekade 1960-an.
Tampil dalam bentuk etika terapan (applied ethics).
Dua faktor pemicu utama dalam serempak.
        Persoalan etis yang ditimbulkan oelh kemajuan ilmu dan teknologi.
        Gerakan hak dipelbagai bidang.
Adanya tanda – tanda kejayaan etika.
Kesimpulan : etika terapan lahir ditengah suasana yang jelas ditandai kepedulian etis yang luas dan mendalam.

Bidang garapan etika terapan
Pertanyan : etika terapan berbicara tentang apa?
Beberapa pembagianyang bisa dibuat :
        Dua wilayah yang disoroti, yaitu sudut profesi dan sudut masalah
        Pembagian lain kedalam mikro etika, dan juga meso etika (madya)
        Pembagian lain ke dalam etika individual dan etika sosial

Etika terpan dan pendekatan multi disipliner
Pentingnya kerjasama dengan ilmu-ilmu lain (dibedakan dengan interdisipliner).
Didalammnya peranan ahli etika (etikawan) sangat terbatas
Peranan sangat terbatas ini mengakibatkan beberapa aplikasi
Pentingnya pendekatan kauistik
Maksudnya : Memecahkan kaus-kasus konkret denga menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum.
Alasan penggunaan kasuistik

Etika di depan ilmu dan teknologi
Ambivalensi kemajuan ilmu dan teknologi.
Masalah otonomi ilmu (teknologi) dan perjumpaanya dengan nilai-nilai moral.

Pertanyaan : Apakah semua yang bisa dikerjakan ilmu dan teknologi pada kenyataannya boleh dikerjakan juga?

Masalahnya : kalau tidak boleh, siapa yang menentukan?
Adanya kesan : teknologi itu terkendali dan kebal terhadap tuntutan etis.
Namun terdapat tanda-tanda yangmenimbulkan harapan

Metode etika terapan
·          Adanya sikap awal : suatu sikap yang bisa pro, kontra atau netral saja tentang masalah-masalah tertentu.
·          Perlu informasi yang memadai dan relevan tentang topik itu.
·          Perlu berpegang pada norma-norma moral yang relevan dengan topik itu
·          Proses pembahasan harus mematuhi tuntutan logis rasional

Tentang kode etik profesi
Pengertian : suatu tingkah laku moral suatu kelompok dalam masyarakat yang dirumuskan melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oelh seluruh anggota kelompok itu.

Manfaat kode etik
·          Setiap klien mempunyai kepastian bahwa kepentingannya akan terjamin.
·          Sebagai kompas penunuk arah moral bagi suatu profesi.

Hubungan dengan etika
·          Kode etik merupakan produk etika terapan.
·          Kode etik akan selalu didampingi oleh refleksi etis.

Supaya bisa berfungsi, maka:
·          Kode etik dibuat oleh kelompok profesi itu sendiri.
·          Harus menjadi hasil pengaturan diri (self regulation) dari profesi itu.
·          Pelaksanaannya harus diawasi terus menerus.

Etika profesi

Profesi pada umumnya
·          Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan kelompok
·          Sebagai sumber utama nafkah hidup
·          Mengandalkan ketrampilam atau keahlian khusus
·          Melibatkan pribadi secara mendalam

Profesi Khusus / luhur
·          Hakekatnya : Penngabdian dan pelayanan kepada masyarakat
·          Dijalankan sebagai panggilan
·          Contoh : dokter, pengacara, dll.

Ciri-ciri profesi (terutama profesi luhur)
·          Memiliki kemampuan yang dituntut untuk itu
·          Memilih kaidah dan standar moral yang tinggi
·          Mengutamakan pengabdian kepada masyarakat
·          Ada izin khusus untuk pelaksanaannya
·          Menjadi anggota suatu organisasi profesi

Kesimpulan : Kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berbeda diatas rata-rata.

Prinsip –prinsip etika profesi
        Sikap tanggung jawab :
                    Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan hasil-hasilnya
Terhadap dampak dari pofesi itu untuk kehidupan orang lain dan lingkungan masyarakat pada umumnya.
        Hormat terhadap hak orang lain (menjunjung tinggi keadilan)
        Memiliki otonomi dalam menjalankan profesinya

Etika profesi khusus / luhur
·          Etika profesi = Keseluruhan tuntutan moral yang harus ada dalam pelaksanaan sebuah profesi.
·          Secara konkret hal itu terwujud dalam kode etik = kumpulan kewajiban yang mengikat para profesional dalam parkteknya.
·          Memiliki idealisme tinggi dan realistis, yaitu sikap dan tindakannya dilandasi oleh motivasi untuk mau melaksanakan hal-hal yang luhur

Menuju profesi luhur.

Apakah bisnis termasuk profesi luhur ?

1.Pandangan praktis realis
·          Tujuan dari bisnis adalah : Mencari keuntungan
·          Sangat didukung oleh milton friedman : Hanya keuntunganlah yang menjadi satu-satunya motivasi dasar orang berbisnis.

Pertanyaan yang relevan disini : Apakah buruk dari segi moral sekalpun kalau orang mencari keuntungan? Friedman menjawab : Tidak! Alasannya?

2. Pandangan Ideal
·          Tujuan bisnis : Melayani kepentingan masyarakat.
·          Didukung sekali oleh Konosuke Matsushita
Fokus bukan keuntungan tapi melayani kebutuhan masyarakat
Keuntungan tidak lain adalah simbol kepercayaan masyarakat
Bisnis punya misi : meningkatkan standar hidup masyarakat
Bisnis dilihat sebagai menjual citra kepada masyarakat

Hal-hal yang perlu dikembangkan
Pertukaran timbal balik secara fair diantara piak yang terkait
Memperjuangkan keadilan komutatif

Etika bisnis (Kaitan Etika dan Bisnis)

Pertanyaan : apakah antara bisnis dan etika ada hubungan? Adakah etika bisnis?
Ada dua pandangan :
1. Antara bisnis dan etika tidak ada hubungan sama sekali
·          Pandangannya : Dalam bisnis orang menyibukkan diri dengan jual-beli, mmebuat produk dan menawarkannya untuk mendapat untung, tapi orang tidak berurusan dengan etika atau moralitas.
·          Ungkapan-ungkapan yang senada dengan istilah diatas, oleh Richard T. De George disebut sebagai “ Mitos Bisnis Amoral” (bukan immoral)
·          Dasar pemikirannya
o Bisnis sama dengan judi
o Bisnis punya aturan sendiri
o Yang mematuhi aturan moral dalam bisnis akan merugi dan tersingkir
·          Argumen pendukung
o Jika suatu praktek secara legal diterima maka secara etis juga diterima
o Jika praktek itu begitu umum, maka diangap sebagai ‘norma’ mengikat yang berlaku umum.

2. Prinsip Etika berlaku dalam bisnis
§   Bisnis tidak seratus persen sama dengan judi
o Sama dengan judi : berani mengambil resiko, berani berspekulasi, berani bertaruh
o Beda dengan judi : yang dipertaruhkan dalam bisnis jauh lebih luas dan dalam
§   Tidak benar bisnis punya aturan sendiri lepas dari aturan sosial masyarakat pada umumnya. Alasannya:
o Bisnis adalah bagian aktivitas penting dari masyarakat
o Bisnis adalah kegiatan antar manusia
o Maka etika diperlukan sebagai pemberi arah keputusan dan tindakan
§   Tidak benar bahwa yang mematuhi aturan moral dalam bisnis akan merugi dan tersingkir dari persaingan
§   Bisnis yang sukses adalah bisnis yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral
§   Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas
§   Etika tidak sama dnegan ilmu empiris
§   Dalam kondisi tertentu dibenarkan adanya penyimpangan dari segi etika, tapi tidak berarti bisnis tidak mengenal etika
§   Berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana menunjukkan bahwa banyak orang menghendaki dan mendambakan agar bisnis dijalankan secara baik serta tetap mengindahkan norma-norma etika

Prinsip – Prinsip etika bisnis
§   Prinsip otonomi
§   Prinsip kejujuran
§   Prinsip berbuat baik (positif) dan prinsip tidak berbuat jahat (negatif)
§   Prinsip keadilan : adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
§   Prinsip hormat pada diri sendiri

Masalah yang dihadapi dalam dunia bisnis
§   Standar moral para pelaku bisnis masih sangat lemah
§   Pada tingkat perusahaan sering terjadi konflik kepentingan
§   Tidak atau belum adanya organisasi profesi bisnis dan manajemen yang berfungsi menegakkan kode etik bisnis dan manajemen
§   Peralihan dari masyarakat sedang berkembang menuju masyarakat maju
§   Adanya ketidak stabilan politik dalam negeri

Etika Bisnis (tanggung jawab Sosial Perusahaan)

Status perusahaan
§   Status Legal : suatu badan hukum, yang memiliki sejumlah hak kewajiban
§   Pertanyaan : adakah tanggung jawab sosial moral perusahaan
§   Perusahaan sebagi ”pribadi” artifisial mungkin mempunyai tanggung jawab(legal dan sosial)
§   Tanggung jawab sosial perusahaan, menurut Theodora Levitt, dibedakan:
o Tanggung jwab ekonomi : memperbesar usaha dan mendapatkan keuntungan
o Tanggung jawab sosial : urusan negara

Persoalan : dalam rangka memenuhi tanggung jawab ekonominya, terdapat konsekuensinya, yang dari segi sosial dapat merugikan masyarakat.

Argumen penentang adanya tangung jawab sosial perusahaan
·          Tujuan bisnis = mengejar keuntungan sebesar-besarnya :perlu efisiensi
·          Membuat perhatian terpecah (target ekonomi dan sosial)
·          Biaya keterlibatan social akan memberatkan masyarakat
·          Bisnis sudah memiliki kekuatan yang memadai, tidak perlu dukungan
·          Kurangnya tenaga terampil untuk memenuhi aneka kebutuhan sosial
·          Sulit mmebuat pilihan moral dalam menjalankan tanggung jawab sosial

Argumen pendukung perlunya tanggung jawab sosial
·          Kebutuhan dan harapan masyarakat mengalami perubahan
·          Semua manusia mempunyai tanggung jawab sosial moral (kewajiban moral)
·          Bisnis tidak boleh hanya sekedar mengeksploitasi sumber daya yang terbatas
·          Bisnis akan lebih bisa berkembang dalm lingkungan sosial yang lebih baik
·          Untuk mengimbangi kekuasan bisnis yang sudah begitu besar
·          Bisnis memilki sumbersumber daya yang berguna bagi kehidupan sosial
·          Untuk menjamin keuntungan bisnis jangka panjang

Isi tanggung jawab sosial
Terhadap relasi primer : memenuhi semua kewajiban terhadap pihak-pihak yang terlibat langsung dengan bisnis kita.

Terhadap relasi sekunder : bertanggung jawab atas operasi dan dampak bisnis kita terhadap masyarakat dan lingkungan sosial pada umumnya.

Tanggung jawab terwujud dalam dua bentuk
·    Positif : Melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan didasarkan pada pertimbangan untung rugi, melainkan didasarkan pada pertimbangan demi kesejahteraan sosial.
·    Negatif : Bisnis menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebetulnya menguntungkan dari segi bisnis, tapi dari segi sosial merugikan kepentingan dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Dari segi etika, tanggung jawab bisnis scara negatif, harus dilaksanakan yang cara positif tidak wajib
Akan tetapi, sejauh mampu dari segi ekonomi, maka dia wajib secara moral untuk sosialnya dengan cara positif

Luas dan jangkauan serta isi konkret dari tanggung jawab ini, diserahkan kepada pelaku bisnis itu sesuai situasi konkret yang dihadapinya.

Etika bisnis (kewajiban karyawan dan perusahaan)

Kewajiban karyawan terhadap perusahaan

1. Tiga kewajiban utama :
·          Kewajiban ketaatan : Mematuhi semua aturan dan perintah serta petunjuk yang wajar dari atasannya
·          Konfidensialitas : wajib menyimpan informasi konfidensial yang telah diperoleh dalam menjalankan suatu profesi
·          Kewajiban loyalitas : mendukung tujuan perusahaan dan menghindari segala sesuatu yang merugikan kepentingan perusahaan
Kesulitan utama disini : adanya conflict of interst = konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan perusahaan

2. Melaporkan kesalah perusahaan?
Bila seseorang karyawan mengetahui terjadinya hal-hal yang tidak etis dalm perusahaan, bolehkah dia atau bahwak wajib melaporkannya kepada instansi lain diluar perusahaan? Dia melanggar kewajiban loyalitas atau tidak?

Syarat-syarat yang harus dipenuhi  bagi pembenaran moral atas hal itu :
·          Kesalahan perusahaan haru besar
·          Semua fakta tentang kesalahan harus jelas dan diketahui dengan baik
·          Pelaporan dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya kerugian
·          Pemecahan masalah secara intern harus sudah ditempuh lebih dahulu
·          Harus ada kemungkinan real bahwa pelaporan ini membawa sukses

Kewajiban perusahaan terhadap karyawan

1. Tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
·          Membedakan karyawan dengan alasan yang tidak relevan
·          Alasan tidak boleh diskriminasi
·          Diskriminasi dan favoritisme (kecenderungan mengistimewakan orang tertentu)
2. Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
Keselamatan kerja : adanya keamanan = bebas dari resiko kecelakaan
Kesehatan kerja : tempat kerja sehat = bebas dari gangguan kesehatan
Faktor keselamatan kerja : umumnya bersifat langsung
Faktor kesehatan kerja : menyangkut jangka panjang
·          Pertimbangan eris pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja?
·          Sangkalan / pembelaan diri dari perusahaan
o Kecelakaan atau kerugian si pekerja tidak secara langsung disebabkan oelh perusahaan
o Si pekerja menerima resko kerja denga sukarela

Masalah : kerugian yang bukan dialami langsung oleh si pekerja, tapi keturunannya. Siapa yang bertanggung jawab?
Kesimpulan : syarat yang harus dipenuhi supaya resiko kesehatan dan keselamatan kerja, dapat diterima :
·          Harus tersedia pekerjaan alternatif
·          Para pekerja diberi informasi memadai tentang resiko kerja itu
·          Pekerja sukarela dan tanpa paksaan memilih menerima resiko tersebut
·          Mereka harus diberi imbalan ekstra untuk mengimbangi resiko
·          Perusahaan wajib meminimalkan resiko bagi sipekerja
·          Produk yang dikerjakan berguna bagi masyarakat luas

3. Memberi gaji yang adil
·          Dua pandangan tentang gaji :
o Liberalistis : upah/gaji = imbalan bagi prestasi
o Sosialistis : Gaji harus sesuai dengan kebutuhan pekerja
·          6 faktor penting dalam mempertimbangkan gaji yang adil
o Upah minimum (sesuai hukum)
o Upah yang lazim dalam sektor industri atau daerah tertentu
o Kemampuan perusahaan
o Sifat khusus pekerjaan tertentu
o Perbandingan dengan upah/gaji lain dalam perusahaan
o Perundingan upah yang fair
·          Masalah khusus : senioritas, pembayaran khusus dan kenaikan gaji yang dirahasiakan


Etika lingkungan hidup

Alam di ambang kepunahan
·          Dibanyak negara terjadi erosi tanah yang semakin parah
·          Permukaan air tanah di bberapa tempat di dunia mengalami enurunan
·          Antara sekarang dang tahun 2050 suhu udara diperkirakan akan naik antara 1.5 sampai 4.5 derajat celcius
·          Lapisan ozon menunjukkan gejala nyata telah mengalami kerusakan
·          Jumlah penduduk dunia msih terus bertambah
·          Hubungan ekonomi inernasional berperan pula dalam kerusakan lingkungan
·          Indonesia tidak luput dari masalah lingkungan yang berat
·          Dengan keyataan-kenyataan diatas maka masalah lingkungan sudah menjadi masalah serius bagi umat manusia.

Pola pendekatan yang merusak
·          Eksploitasi alam : pendekatan bersifat teknokaratis egosentris
·          Pencemaran lingkungan
o Dalam bidang ekonomi modern
o Dalam bidang hidup sehari-hari

Dampak pendekatan yang merusak
·          Merusak kelestarian biosfer : merusak keseimbangan dan keutuhan kehidupan di bumi di dalamnya manusia.
·          Mengancam generasi yang akan datang : merusak apa yang menjadi hak mereka

Tantangan etika mengubah sikap
·          Perlu dibangun kesadaran moral akan niali ontologis segenap makhluk hidup
·          Manusia hrus segera mengubah sikapnya terhadap alam. Piet Leenhouwers (seorang guru besar filsafat di tilburg dan eindhoven) menegaskan : manusia harus mundur selangkah, dari raja despotis semesta alam, pusat dunia dan kosmos, menjadi hamba, sebagai bertanggungjawab, yang juga tergantung dari kosmos (dari egosentris ke ekosentrisme)
·          Dua sikap ekstrim harus ditolak :
·          Sikap yang tepat terhadap
o Memandang dan memperlakukan alam sejauh berguna bagi manusia dan menguasainya sejauh dimungkinkan oleh kemampuan teknologi semata
o Faham ’mistisisme alam’ : alam tidak boleh diapa=apakan















       




Tidak ada komentar:

Posting Komentar