Total Tayangan Halaman

Kamis, 18 Oktober 2012

DESAIN EVALUASI

Free down load

Design Evaluation







BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang sitem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap warga negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus-menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran (instructional quality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah pada terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran.
Dalam manajemen sumber daya manusia terdapat beberapa fungsi pokok, dan fungsi evaluasi merupakan salah satu diantaranya, selain perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan. Evaluasi program sebagai salah satu strategi pengembangan sumber daya manusia memerlukan fungsi evaluasi untuk mengetahui efektifitas program yang bersangkutan. Pada umumnya orang beranggapan bahwa evaluasi program diadakan pada akhir pelaksanaan. Anggapan yng demikian adalah kurang tepat, karena evaluasi merupakan salah satu mata rantai dalam system, yang jika dilihat dari waktu pelaksanaannya kegiatan penilaian dapat berada diawal proses perencanaan, ditengah proses pelaksanaan, dan pada akhir penyelenggaraan. Penilaian yang dilaksanakan pada proses perencanaan disebut dengan analis kebutuhan (need assessment) yang berusaha untuk mengumpulkan informasi tentang kemampuan, keterampilan maupun keahlian yang akan dikembangkan dalam prosesnya, karakteristik peserta, kualitas materi dilihat dari relevansi dan kebaharuan, kompetensi pelatih/instruktur/pengajar, tempat beserta sarana dan prasarana yang dibutuhkan, akomodasi dan konsumsi kegiatan program. Penilaian yang dilaksanakan pada saat proses disebut dengan monitoring yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tetang sejauh mana program yang telah disusun dapat diimplementasikan dengan  baik. Dalam kegiatan monitoring ini berusaha untuk menilai kualitas proses pelatihan, baik dari aspek kinerja, instruktur, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar atau berlatih bagi para peserta. Sedangkan penilain pasca program tersebut bertujuan untuk mengetahui perubahan kinerja para peserta setelah kembali ketempat kerjanya/belajarnya masing-masing.
Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya peningkatan kualitas program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembelajaran adalah merupakan kualitas implementasi  dari program pembelajaran  yang telah dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan kualitas program pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan termasuk didalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Untuk dapat menyusun program yang lebih baik, hasil evaluasi program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan.



BAB. II
PEMBAHASAN


B. Konsep Dasar Evaluasi

Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu test, pengukuran dan penilaian (test, measurement,assessment). 

Test merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langusng, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. (Djemari Mardapi, 2008: 67)


1.      Test merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu obyek. Obyek ini berupa kemapuan peseta didik, sikap, minat, maupun motivasi. Respon peserta test terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu . Test merupakan bagian tersempit dari evaluasi. Pengukuran (measurement) dapat didefinisikan sebagai the process by which information about the attribute or characteristic of thing are determined and differentiated. (Oriondo, Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D., 1998: 2 )
2.      Guilford mendefinsikan pengukuran dengan “assigning numbers to, or quantifying, things according to a set of rules.” (Griffin, P. & Nix, 1991.: 3) 
3.      Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknta menurut aturan tertentu. (Ebel, R.L. & Frisbie, D.A.1986: 14) 

4.      Allen & Yen mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu. (Djemari Mardapi, 2000: 1)
5.      Dengan demikian, esensi pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari pada test, misalnya dengan pengamatan, skala rating atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk kuantitatif.



Penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan evaluasi.
1.      Popham, (  Popham, W.J. 1995. Allyn and Bacon, L.L.& Antonio, E. M.. 1998: 3) mendefinisikan assessment dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menetukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel, mendefinisikan assessment sebgagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sitem institusi (“process that provide information about individual students, about curriculum or programs, about institutions, or about entire systems of institutions. (Stark, J.S. & Thomas, A. , Simon& Schuster 1994 : 46).  
2.      Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.




Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran maupun test:

1.      Menurut Stufflebeam dan Shinkfied menyatakan bahwa: Evaluation is  the process of delineating, obtaining, and providing descriptive and judgemental information about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation, and impact in order to guided decision making, serve needs for accountability, and promote understanding of the involved phenomena
(Stark, J.S. & Thomas, A. , Simon & Schuster 1994 : 159)  , yang artinya yaitu: “Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menetukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.” Menurut dari rumusan tersebut diatas, inti dari evaluasi adalah menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
2.      Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA, menyatakan bahwa : Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives. Yang artinya yaitu: Evaluasi merupkan suatu proses atau kegiatan, pemilihan, pengmpulan, analisi dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk, atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program selanjutnya. Menurut dari rumusan tersebut diatas, inti dari evaluasi adalah proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan dan atau menyusun kebijakan.
3.      Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan: apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.


C. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan, dibedakan atas:


1.      Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2.      Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3.      Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siwa.
4.      Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar dan mengajar.
5.      Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menetukan hasil dan kemajuan belajar siswa.





D. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran, dibedakan atas:

1.      Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
2.      Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input, baik dari segi sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3.      Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kelancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung danfaktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4.      Evaluasi hasil atau product
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir (untuk diperbaiki atau dimodifikasi, ditingkatkan, atau diberhentikan).
5.      Evaluasi outcome atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

E. Model-model evaluasi program pelatihan (training evaluation model)
Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam mengevaluasi suatu program. Seperti diantaranya:
1.      CIPP Model (Daniel Stufflebeam’s)
Konsep evalusi model CIPP (Context, Input, Process and Product) diperkenalkan oleh Daniel Stufflebeam pada tahun 1965. Dalam bidang pendidikan Stufflebeam menggolongkan system pendidikan atas 4 dimensi, yaitu Context, Input, Process and Product atau disingkat menjadi CIPP. Nana Sudjana & Ibrahim (2004; 246) menterjemahkan masing-masing dimensi tersebut dengan makna sebagai berikut:
a.       Context:
Situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam system yang bersangkutan, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan ekonomi negara, pandangan hidup masyarakat.
b.      Input:
Sarana/modal/bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan
c.       Process:
Pelaksanaan strategi dan penggunan sarana/modal/bahan di dalam kegiatan nyata dilapangan.

d.      Product:
Hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir pengembangan system pendidikan yang bersangkutan.

1.      Evaluasi Model Brinkerhoff
Brinkerhoff membagi komposisinya sebagai berikut:
a.       Fixed vs Emergent Evaluation Design
Desain yang tetap (fixed) ditentukan dan direncanakan secara sistematik sebelum implementasi dikerjakan. Desain dikembangkan berdasakn tujuan program disertai seperangkat pertanyaan yang akan dijawab dengan informasi yang akan diperoleh dari sumber-sumber tertentu.
b.      Formative vs Sumative Evaluation
Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki program. Evaluasi formatif dilaksanakan pada saat implementasi program sedang berjalan. Fokus evaluasi berkisar pada kebutuhan yang dirmuskan oleh karyawan atau orang-rang. Sedangkan evaluasi sumatif  dilaksanakan untuk menilai manfaat suatu program tertentu akan diteruskan atau dihentikan. Pada evaluasi dumatif difokuskan pada variable-variabel yang dianggap penting bagi sponsor program maupun pihak pembuat keputusan.
c.       Experimental and Quasi experimental Design vs Natural/Unotrusive
Beberapa evaluasi memakai metodologi penelitian klasik. Dalam hal ini subyek penelitian diacak, perlakuan diberikan dan pengukuran dampak dilakukan. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai manfaat suatu program yang dicobakan.
3.      Evaluasi model Kirkpatrick
Menurut Kirkpatrick model tersebut yaitu:
a.       Evaluating Reaction
Evaluasi ini memfokuskan terhadap reaksi peserta yang berarti mengukur kepuasan peserta (cuctomer satisfaction) dengan kata lain program dianggap efektif apabila dalam prosesnya sirasakan menyenagkan  dan memuaskan peserta program, sehingga mereke tertarik termotivasi untuk belajar dan terlatih.
b.      Evaluation Learning
Menurut Kirkpatrick (1988: 20) learning can be devined as the extend to which participans change attitudes, improving knowledge, and/or increase skill as a result of attending the program. Peserta dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan keterampilan.
c.       Evaluating Behavior
Evaluasi ini difokuskan para perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan dilakukan sehingga lebih bersifat internal, sedangka perubahan tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerjanya.
d.      Evaluating Result
Evaluasi ini difokuskan pada hasil akhir (result) yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program dengan kata lain adalah evaluasi terhadap impact program.

F. Desain Evaluasi
Pengertian desain evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan oleh evaluator untuk mengumpulkan data. Kebanyakan pendidik ketika mendengar istilah “evaluasi” akan langsung mengarah kepada desain penelitian yang sudah umum seperti desain pre test dan desain post test. Padahal istilah evaluasi harusnya dimaknai dalam konteks yang lebih besar.
Evaluator pendidikan biasanya mendasarkan pekerjaan mereka terhadap bukti, bukan sekedar intuisi belaka. Bukti-bukti yang digunakan dalam evaluasi sangat bervariasi, contohnya: kinerja murid, tes, pengamatan pada tingkah laku murid,dll.
Kerangka kerja yang digunakan evaluator sangat beragam, namun meskipun kerangka kerja tersebut sangat berguna bagi evaluator dalam mengambil keputusan, namun tetap dibutuhkan suatu desain evaluasi untuk membantu evaluator bagaimana caranya pengambilan keputusan yang tepat.
Sebelum melakukan desain evaluasi maka terlebih dahulu harus dilakukan fokus evaluasi yaitu mengkhususkan apa dan bagaimana evaluasi akan dilakukan. Bila evaluasi sudah berfkus, maka ini berarti proses dan desain dimulai. Ada tiga elemen dalam pemfokusan yaitu: mempertemukan pengetahuan dan harapan, mengumpulkan informasi dan merumuskan rencana evaluasi.
Penyusunan desain evaluasi program merupakan langkah pertama menyangkut aspek perencanaan. Di dalam tahap perencanaan ini diuraikan garis besar mengenai hal-hal yang lain yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi tersebut.



G. Langkah-langkah Desain Evaluasi
Evaluasi program merupakan pelayanan bantuan kepada pelaksana program untuk memberikan input bagi pengambilan keputussan tentang kelangsungan program tersebut. Oleh karena itu maka pelaksana evaluasi program harus memahami seluk-beluk program yang dinilai, yaitu:
1.      Pengambilan keputusan mengeluarkan kebijakan mengenai pelaksanaan suatu program.
2.      Kepala sekolah menunjuk evaluator program (dapat dari bagian dalam pengelola ataupun orang luar dari program) untuk melaksanakan evaluasi program setelah melaksanakan selama jangka waktu tertentu.
3.      Penilai program melaksanakan kegiatan penilaiannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menyusun laporan.
4.      Penilaian program menyampaikan penemuannya kepada pengelola program

Dalam mengadakan evaluasi terhadap progam secara sistematis umumnya menepuh 4 langkah, hal ini sesuai yang di terangkan oleh Purwanto dan Atwi Suparman (1999: 73) dalam strategi menyusun hasil laporan evaluasi, yaitu diantaranya:

1.      Menyusun desain evaluasi
Pada langkah ini evaluator mulai mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan engan pelaksanaan evaluasi, mulai menetukan tujuan evaluasi, model yang akan digunakan, informasi yang akan dicari serta metode pengumpulan dan analisis data.
2.      Mengembangkan instrumen pengumpulan data
Setelah metode pengumpulan data data ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk instrument yang akan digunakan serta kepada siapa instrument tersebut ditujukan (responden). Kemudian setelah itu dikembangkan buti-butir dalam instrument.
3.      Mengumpulkan data, analisis dan Judgement
Pada langkah ini evaluator terjun kelapangan untuk mengimplementasikan desain yang telah dibuat, mulai dari mengumpulkan dan menganalisis data, menginterpretasikan, dan menyajikan dalam bentuk yang mudah untuk dipahami dan komunikatif. Pengumpulan data bisa dengan populasi ataupun teknik sampling. Berdasarkan data yang dikumpulkan kemudian dianalisis kemudian dibuat judgement berasarkan kriteria atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil judgement kemudian disusun rekomendasi kepada penyelenggara kegiatan maupun pihak lain yang berkepentingan dengan kegiatan.
4.      Menyusun hasil laporan evaluasi
Laporan disusun sesuai dengan kontrak yang telah disetujui. Gaya dan format penyampaian laporan harus disesuaikan dengan penerima laporan.





PENUTUP



Kegiatan penilaian dalam evaluasi tidak hanya dilaksanakan pada akhir kegiatan program, tetapi sebaiknya dilakukan sejak awal, yaitu dari penyusunan rancangan program, pelaksanaan program dan hasil dari pelatihan program. Penilaian hasil program tidak cukup pada hasil jangka pendek (output) tetapi dapat menjangkau hasil dalam jangka panjang (outcome and impact program). Ada berbagai macam model evaluasi program. Model mana yang akan digunakan tergantung pada tujuan maupun kemampuan evaluator.





DAFTAR PUSTAKA

Djemari Mardapi, (2008),Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: MitraCendekia.
______________.(1999).Pengukuran, penilaian dan evaluasi. Makalah dari Penataran evaluasi pembelajaran PPPG Matematika Yogyakarta.
Djemari mardapi.(2000).Evaluasi pendidikan.Makalah dari Konvensi Pendidikan Nasional UNJ.
Ebel, R.L. & Fisbie, D.A.(1986).Essential of educational measurement.New Jerseey: Prentice-Hall, Inc.
Farida Yusuf Tayibnapis.(2000).Evaluasi program.Jakarta.Rineka Cipta
Griffin,.P. & Nix,.P.(1991).Educational assessment and reporting. Sydney:Harcout Brance Javanvich, Publisher.
Kirkpatrick, D.L.(1998).Evaluating training programs, The four levels, second edition. San Francisco: Berrett-Koehler Publisher.Inc.
Kirkpatrick, D.L.(2005).Kirkpatrick’s training evaluation model. http://www.businessballs.com/Kirkpatricklearnigevaluationmodel.htm.
Madaus, G.F. & Scriven, M.S. & Stufflebeam,. D.L .(1993).Evaluation models, view points on educational and human servivec evaluation. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.
Nana Sudjana & Ibrahim.(2004).Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Naugle.(2005). Kirkpatrick’s evaluation model as a means of evaluating teacher pervformance. http://www.findarticles.com/p/articles.
Oriondo, Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D. 1998, Evaluating educational outcomes (Test,measurement and evaluation). Manila: Rex Book Store
­­­­_______________, (1998). Evaluating educational outcomes (Test measurement and evaluation). Florentino St; Rex Printing Company, Inc.
Purwanto dan Atwi suparman. (1999). Evaluasi program diklat. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.
Popham, W.J. (1995). Classroomassessment. Boston: Allyn and Bacon, L.L.& Antonio, E. M.. (1998).Manila: Rek Book Store.
Stark, J.S. & Thomas, A. (1994). Assessment and program evaluation. Needham Heights: Simon & Schuster Custom Publishing.
Stufflebeam, D.L. & Shinkfield, A.J. (1985). Systematic evaluation. Boston: Kluwer Nijhof Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar