Total Tayangan Halaman

Selasa, 04 Desember 2012

JAWABAN UTS SUPERVISI PENDIDIKAN

Mic. Doc



(Take Home)




Mata Kuliah      : Supervisi Pendidikan
Konsentrasi      :  PPI (semester III)
Dosen               :  Prof. Dr. Hj. Mintarsih Danumihardja, M.Pd.
Hari/ Tanggal   :  Jum’at. November 2012
Tahun               :  20012/2013

NB:
Jawaban dikumpulkan awal Desember


Soal:


1.      Jelaskan pengertian, tujuan, peran dan ruang lingkup dari supervisi pendidikan!
2.   Kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai tugas sebagai administrator dan supervisor. Jelaskan perbedaan peran kepala sekolah sebagai administrator dan sebagai supervisor!
3.   Mengapa lembaga pendidikan terutama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran perlu adanya supervisi!
4.  Jelaskan guru sebagai supervisor harus menunjukan karakteristik professional sebagai berikut:
a.      Menerangkan topik yang diajarkan dengan baik
b.      Menerangkan dengan jelas dan logis
c.       Menyampaikan materi dengan sistematis
d.      Mempunyai kemampuan ekspresi diri
e.       Mempunyai kemampuan membangkitkan motivasi belajar siswa
f.       Mempunyai kemampuan membuat rencana program pembelajaran (RPP)

5. Jelaskan bahwa manajemen dalam pendidikan merupakan sebuah inovasi yang akan menerapkan manajemen mutu terpadu!



Jawaban:




1.      Pengertian, tujuan, peran dan ruang lingkup dari supervisi pendidikan.

a.      Pengertian supervisi pendidikan

1)      Segi etimologi
Dari segi etimologi, supervisi diambil dari kata:
(a) super artinya mempunyai kelebihan tertentu seperti kelebihan dalam kedudukan, pangkat dan kualitas.
(b)         visi artinya melihat atau mengawasi.

2)      Segi terminologi
Sedangkan dalam arti terminologi, ada beberapa definisi yang akhirnya dari beberapa definisi itu dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaannya secara aktif.

b.      Tujuan supervisi pendidikan

1)      Tujuan Umum
Tujuan supervisi sejalan dengan tujuan pendidikan, baik tujuan umum maupun tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, seorang supervisor memang harus seorang yang banyak pengetahuan dan pengalamannya dari orang yang disupervisinya, karena tujuan pendidikan di sekolah juga menyangkut tujuan pendidikan secara umum.
Seorang supervisor tidak bekerja dalam kekosongan, ia harus selalu jeli melihat jauh ke depan terhadap apa saja yang dilakukannya. Guru adalah ujung tombak sekolah dalam melaksanakan misinya dimana bila tombaknya bengkok tentu tujuan pendidikan akan meleset dari yang telah ditetapkan.


2)      Tujuan Khusus (operasional)

a)      Membantu guru agar lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
b)      Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengertikebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswanya.
c)              Membantu guru mengadakan diagnosa secara kritis, dankesulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid serta menolong mereka merencanakan perbaikan
d)            Memperbesar kasadaran guru terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong 
e)              Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya dimuka kelas
f)               Membantu guru untuk lebih memanfaatkan pengalaman- pengalamannya sendiri
g)             Memperkenalkan guru atau karyawan baru kepada situasidan kondisi sekolah dan profesinya
h)             Menghindarkan guru dari segala tuntutan yang di luar batas kemampuan dan kewenangannya, baik tuntutan dari dalammaupun dari luar sekolah
i)                 Membantu guru dalam menggunakan alat-alat pelajaran modern.
j)                 Membantu guru dalam menilai kemajuan secara tepat 
k)             Membantu guru memanfaatkan sumber-sumber belajar dan pengalaman belajar murid 



c.       Ruang lingkup supervisi pendidikan
Sarwoto (1985: 104) menjelaskan bahwa secara teoritis yang menjadi objek supervisi ada dua aspek, yaitu:

a)              Aspek manusia
Seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja, moral kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi, kerajinan, kecakapan kerja, kemampuan dalam bekerja sama, watak;

b)   Aspek kegiatan
Seperti cara bekerja kerja (cara mengajar), metoda pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil kerja.



2.      Perbedaan peran kepala sekolah sebagai administrator dan sebagai administrator, yaitu:
a)      Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya.
Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.
Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya., yaitu:
(1)   Mengatur proses pembelajaran.
(2)   Mengatur administrasi kantor
(3)   Mengatur administrasi murid
(4)   Mengatur administrasi pegawai
(5)   Mengatur administrasi perlengkapan
(6)   Mengatur administrasi keuangan
(7)   Mengatur administrasi perpustakaan
(8)   Mengatur administrasi pembinaan siswa
(9)   Mengatur administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat



b)     Kepala sekolah sebagai supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya.
Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal., diantaranya yaitu:

(1)   Meneliti keadaan, yaitu
(a)    Bagaimana keadaan gedung sekolah? Sudah baik dan memenuhi syarat atau sudah rusak? Bagaimana usaha perbaikannya?
(b)   Apakah perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran memenuhi persyaratan filosofis, psikologis dan didaktis? Jika belum apa kurangnya? Bagaimana usaha mencukupinya?
(c)    Bagaimana keadaan gurunya, terlalu banyak wanitanya/ terlalu banyak guru honorer dari pada guru tetap? apakah kemungkinan usaha untuk menjaga keadaan sebaik-baiknya?
(d)   Bagaimana hasil pelajaran dan pendidikan anak-anak? Terlihatlah adanya kemajuan/perbaikan dari tiap tiga bulan atau dari tiap semester dari tahun ke tahun?
(e)    Bagaiman sikap dan perasaan tanggung jawab guru-guru dalam berpartisipasi terhadap pembinaan dan kemajuan sekolah? Adakah sikap dan sifat kepemimpinan sekolah yang kurang  sesuai mempengaruhi kehidupan sekolah pada umumnya?


(2) prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai supervisor dalam menjalankan tugasnya yaitu:
(a)    hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif.
(b) harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin prasangka guru-guru/pegawai sekolah
(c)    harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas dasar hubungan pribadi.
(d)   Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh lekas merasa kecewa.
(e)    Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter).
(f)    Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan.
(g)   Supervisi harus didasarkan pada keadaan yang riil dan sebenarnya.
(h)   Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
(i)     Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan kooperatif.

(3)   Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil supervisi (sebagai kepala sekolah):
(a)    Lingkungan masyarakat dimana sekolah berada.
(b)   Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
(c)    Tingkatan dan jenis sekolah.
(d)   Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia.
(e)    Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.

3.      Lembaga pendidikan terutama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran perlu adanya supervisi.

Karena menurut keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977 (negara Indonesia), temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Pada dasarnya tugas pokok kepala sekolah adalah menilai dan membina penyelenggaraan pembelajaran di sekolah. Dengan kata lain salah satu tugas kepala sekolah sebagai pembinaan yang dilakuakan memberikan arahan, contoh dalam proses pembelajaran di sekolah.
Berarti bahwa kepala sekolah merupakan supervisor yang bertugas melaksanakan supervisi pembelajaran. Hal ini di jelaskan dalam:
(a)    Willes (1975), mengatakan di atas bertujuan untuk memelihara atau mengadakan perubahan oprasional sekolah, dengan cara mampengaruhi tenaga pengajar secara langsung demi mempertinggi kegiatan belajar siswa. Supervisi hanya berhubungan langsung dengan guru, tetapi berkaitan siswa dalam proses belajar
(b)   Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
(c)    Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.

Sesuai dengan rumusan diatas maka kegiatan yang dapat disimpulkan dalam supervisi pembelajaran sebagai berikut :
(a)    membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru menjalankan tugasnya terutama dalam pembelajaran.
(b)   mengembangkan kegiatan belajar mengajar.
(c)    upaya pembinaan dalam pembelajaran




4.      Sebagai supervisor harus menunjukan karakteristik professional sebagai berikut:
a)      Menerangkan topik yang diajarkan dengan baik
Membantu guru mengadakan diagnosa secara kritis, dan kesulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid serta menolong mereka merencanakan perbaikan
Tujuan ini akan terwujud terutama apabila guru telah menemukan pokok  persoalan, apakah itu datang dari dirinya sendiri atau dari murid, dan bila guru sudah menemukan pokok persoalannya ia harus dapat secara tepat merencanakan perbaikan pengajaran (remedial teaching).

b)     Menerangkan dengan jelas dan logis
Kenyataan di lapangan, adalah masih banyaknya guru yang terpaku pada tugas rutin, yaitu mengajar dari jam ke jam dan dari kelaske kelas lain, tanpa sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah bagian dari tujuan yang besar, di mana mata pelajaran hanya sebagai alat.
Banyak guru yang hanya mengutamakan menyelesaikan tugas dengan tujuan-tujuan jangka pendek, padahal jauh di depannya ada tujuan yang lebih utama, yaitu pencapaian tujuan pendidikan. Misalnya, apakah guru tahu apa tujuan pengajaran tata bahasa bagi hidup anak?



c)      Menyampaikan materi dengan sistematis
Penampilan mengajar memang tidak semata ditentukan oleh penguasaan bahan, tapi apabila guru sudah menguasai bahan adalah modal yang pertama, namun tak sedikit guru yang mempunyai modal tapi tak dapat mengembangkannya, karena ia tidak tahu bagaimana cara membelanjakannya, apalagi ada guru yang terlalu berlebihan dalam menyampaikan materi (bahan), ia justru tenggelam dalam materi. Guru yang seperti ini sering tampak kacau di muka kelas, karena ia asyik dengan dirinya sendiri, sedangkan murid tak tahu apa yang harus diperhatikan dan dipelajari.


d)     Mempunyai kemampuan ekspresi diri
Membantu guru untuk lebih memanfaatkan ekspresi diri/pengalaman-pengalamannya sendiri.
Pengalaman adalah guru yang paling berharga, dan akan menjadi suatu hal yang amat berharga apabila guru disadarkan dengan pengalamannya sendiri memberikan petunjuk yang amat bijaksana dalam memecahkan persoalan pengajaran di kelas, apalagi guru yang telah lama mengajar, pasti mempunyai segudang pengalaman yang dapat dipilihnya untuk menghadapi persoalan yang baru. Misalnya, guru yang berpengalaman menghadapi siswa yang nakal, akan lunak bagi menghadapi siswa yang nakal, karena ia (guru) sudah mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak yang nakal tersebut (dalam mencari pemecahan masalah).

e)      Mempunyai kemampuan membangkitkan motivasi belajar siswa
Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswanya.
Sistem klasikal memang mempunyai kelemahan, namun itu bukanlah hambatan atau alasan guru tidak bisa berbuat banyak bagi siswanya. Misalnya, menyamaratakan kemampuan siswa di satu kelas, mengabaikan hambatan-hambatan yang bersifat pribadi.
Anak pada usia sekolah, terutama di Indonesia banyak menghadapi masalah, baik yang bersumber dari dirinya maupun dari keluarga dan lingkungannya, karena itu mereka perlu diperhatikan secara khusus, sebab kalau tidak demikian guru akan menganggap siswa bodoh, padahal bukan itu masalahnya

f)       Mempunyai kemampuan membuat rencana program pembelajaran (RPP)
Artinya guru harus dapat melakukan pengukuran yang tepat, sehingga ia dapat meningkatkan kemajuan program pembelajaran. Karena dengan mengetahui hal itu guru dapat menilai dirinya sendiri, dan akan dapat memberikan nilai objektif kepada murid, dengan demikian kemajuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien.


5.      Manajemen dalam pendidikan merupakan sebuah inovasi yang akan menerapkan manajemen mutu terpadu.
Dewasa ini perkembangan pemikiran manajemen sekolah mengarah pada sistem manajemen yang disebut TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu. Pada prinsipnya sistem manajemen ini adalah pengawasan menyeluruh dari seluruh anggota organisasi (warga sekolah) terhadap kegiatan sekolah. Penerapan TQM berarti semua warga sekolah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan.
Sebelum hal itu tercapai, maka semua pihak yang terlibat dalam proses akademis, mulai dari komite sekolah, kepala sekolah, kepala tata usaha, guru, siswa sampai dengan karyawan  harus benar – benar mengerti hakekat dan tujuan pendidikan ini. Dengan kata lain, setiap individu yang terlibat harus memahami apa tujuan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa pemahaman yang
Dalam ajaran TQM, lembaga pendidikan (sekolah) harus menempatkan siswa sebagai “klien” atau dalam istilah perusahaan sebagai “ stakeholders” yang terbesar, maka suara siswa harus disertakan dalam setiap pengambilan keputusan strategis langkah  organisasi sekolah. Tanpa suasana yang demokratis manajemen tidak mampu menerapkan TQM, yang terjadi adalah kualitas pendidikan didominasi oleh pihak – pihak tertentu yang seringkali memiliki kepentingan yang bersimpangan dengan hakekat pendidikan (Adnan Sandy Setiawan : 2000),
Penerapan TQM berarti pula adanya kebebasan untuk berpendapat. Kebebasan berpendapat akan menciptakan iklim yang dialogis antara siswa dengan guru, antara siswa dengan kepala sekolah, antara guru dan kepala sekolah, singkatnya adalah kebebasan berpendapat dan keterbukaan antara seluruh warga sekolah. Pentransferan ilmu tidak lagi bersifat one way communication, melainkan two way communication. Ini berkaitan dengan budaya akademis.
Selain kebebasan berpendapat juga harus ada kebebasan informasi. Harus ada informasi yang jelas mengenai arah organisasi sekolah, baik secara internal organisasi maupun secara nasional. Secara internal, manajemen harus menyediakan informasi seluas- luasnya bagi warga sekolah. Termasuk dalam hal arah organisasi adalah progran – program, serta kondisi finansial.
Singkatnya, TQM adalah sistem menajemen yang menjunjung tinggi efisiensi. Sistem manajemen ini sangat meminimalkan proses birokrasi. Sistem sekolah yang birokratis akan menghambat potensi perkembangan sekolah itu sendiri.
Dengan alasan inilah Manajemen dalam pendidikan merupakan sebuah inovasi yang akan menerapkan manajemen mutu terpadu.













DAFTAR PUSTAKA

Adnan Sandy Setiawan (200);  “Manajemen Perguruan Tinggi Di Tengah Perekonomian Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “, “INDONews (s)”.
Ani M. Hasan (2003);  “Pengembangan Profesional Guru di Abad Pengetahuan”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006
Aqib, Zainal & Elham Rohmanto. (2007).  “Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah”. Bandung: CV . Yrama Widya.
Bafadal, Ibrahim. (1992). “Supervisi Pengajaran”. Jakarta: Bumi AksaraBurhanuddin, dkk.
Burhanuddin, H. dkk  (ed.). (2003). “Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan,dan Penerapan Pembinaan Profesional”. Malang: Rosindo. Edisi Revisi.
Ekosusilo, Madyo. (1998). Supervisi Pengajaran dalam Latar Budaya  Jawa. Sukoharjo: Univet Bantara Press.
Daryanto, (2010);  Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998);  Total Quality Management (TQM), Andi Offset : Yogyakarta
Frietz R  Tambunan  (2004);  “Mega  Tragedi  Pendidikan Nasional”, Kompas : 16 Juni 2004
Hadari Nawawi (2005); “Manajemen Strategik”. Gadjah Mada Pers : Yogyakarta
Jurnal Tenaga Kependidikan Volume 3, No. 1, April 2008. “Peran dan Fungsi Pengawas Sekolah/ Madrasah”
Purwanto Ngalim (2005),  “Administrasi dan Supervisi Pendidikan”, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Thomas B. Santoso (2001), “ Manajemen Sekolah di Masa Kini (1)”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar